Sepanjang tahun 2024, sebanyak 13 ibu hamil di Kabupaten Blitar meninggal dunia. Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun 2023 yang hanya 6 kasus kematian ibu hamil.
Dari data di Dinas Kesehatan diketahui ada beberapa hal yang menyebabkan kasus kematian pada ibu hamil ini diantaranya preeklamsia, serangan jantung, pendarahan dan demam berdarah dengue (DBD), namun paling banyak karena preeklamsia tercatat ada 4 kasus.
Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar — Etti Suryani mengatakan, sebagian kasus diketahui beberapa ibu hamil yang meninggal dunia mereka merasa sudah aman kehamilannya namun ternyata mereka memiliki riwayat penyakit dan tetap melanjutkan untuk mengandung calon anak sehingga berisiko tinggi kepada ibu dan janinnya.
Dari 13 kasus kematian ibu hamil ini beberapa di antaranya ada yang bayinya berhasil dilahirkan dan sebagian lagi ibu serta bayinya juga meninggal dunia.
Etty menegaskan ibu hamil diminta rutin kontrol baik itu kondisi resiko tinggi ataupun tidak.
Pihaknya pernah menemukan kasus preeklamsia yang terlambat penanganannya karena ibu tidak merasa kehamilannya itu berbahaya dan rumahnya jauh dari rumah sakit sehingga berujung fatal.
Sehingga baik itu resiko tinggi maupun resiko rendah semua ibu hamil harus tetap rutin kontrol minimal enam kali selama periode kehamilan, kondisi kesehatan ibu dan janin bisa diketahui perkembangannya.
Reporter : April
#radioblitar #radiomayangkara