Kategori: Olahraga

Hingga kini realisasi penyaluran pupuk subsidi jenis NPK untuk petani di kota blitar masih dibawah 50 persen

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian kota Blitar Dewi Masitoh mengatakan realisasi penyaluran pupuk subsidi jenis urea untuk para petani di kota Blitar mencapai 48 persen atau sekitar 240,48 ton dari total pupuk subsidi jenis NPK sebanyak 501 ton. Sedangkan untuk pupuk subsidi jenis urea mencapai 55 persen atau sekitar 350 ton dari total pupuk subsidi 632 ton.

Dewi menyebut tahun ini dialokasikan 1.113 ton pupuk subsidi, dengan rincian 632 ton pupuk urea dan 501 ton pupuk NPK.

Harga pupuk subsidi ini masih sama seperti tahun sebelumnya, yaitu untuk pupuk urea dihargai 112.500 ribu rupiah per karungnya dan pupuk NPK seharga 115 ribu rupiah.

Pupuk subsidi itu dapat diambil pada tujuh kios di Kota Blitar yang telah ditunjuk sebagai tempat distribusi resmi. Menurutnya, adanya pupuk subsidi ini sangat membantu para petani di musim tanam mengingat selisih harga pupuk subsidi dan nonsubsidi bisa mencapai ratusan ribu.

Dewi menambahkan, petani bisa mendapatkan pupuk subsidi ini dengan melalui beberapa prosedur di antaranya mengisi formulir pada ketua kelompok tani masing-masing yang kemudian diserahkan pada kios yang telah ditunjuk.

Reporter : Dinda

#radioblitar #radiomayangkara

Stadion Soepriadi Kota Blitar akan dilakukan perbaikan usai managemen Arema FC mendapat teguran dari pihak Liga Indonesia Baru (LIB) soal kualitas rumput stadion dinilai kurang memenuhi standar kompetisi liga 1.

General Manager Arema FC Yusrinal Fitriandi mengaku telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Blitar terkait perlunya perbaikan lapangan rumput stadion. Perbaikan itu dilakukan sebagai tindak lanjut dari teguran pihak LIB yang menilai  kondisi lapangan remput Stadion Soepriadi kurang memenuhi standar kompetisi liga 1. Sehingga pihaknya meminta pemkot agar selama proses perbaikan tidak ada aktivitas atau kegiatan lain yang berlangsung di stadion. Diperkirakan proses perbaikan  akan memakan waktu sekitar 1,5 hingga 2 bulan. Namun untuk kapan jadwal  perbaikan pihaknya belum bisa memastikan.

Sementara itu ketua Askot PSSI Kota Blitar Yudi Meira mengatakan jadwal pasti perbaikan masih menunggu tanggapan dari pemerintah kota. Sebab sesuai administrasi managemen Arema FC  harus bersurat ke Pemkot Blitar, setelah menerima surat jawaban itu kemudian akan dikirim ke PT. LIB. Apabila disetujui maka baru bisa dilakukan perbaikan  rumput stadion. Yudi menyebut semua biaya  perbaikan itu akan ditanggung mangemen Arema FC. Yudi menambahkan, kualitas rumput kurang memenuhi standar itu karena Stadion Soepriadi belum pernah digunakan sebagai homebase klub besar dalam Liga 1. Sesuai jadwal Arema FC  akan kembali bermain di homebase  (Stadion Soepriadi) melawan PSM Makassar pada 15 September 2024  mendatang.

Sebelumnya kualitas lapangan rumput di Stadion Soepriadi dikeluhkan para pemain Arema FC, Dewa United dan Borneo FC.

Reporter : Nindy

#radioblitar #radiomayangkara

Pemkot Blitar menerjunkan 14 atlet di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI tahun 2024 Aceh-Sumut pada september mendatang

Kepala Dispora Kota Blitar M. Aminurcholis mengatakan sebanyak 14 atlet Kota Blitar akan diterjunkan untuk mewakili kontingen Jawa Timur  pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh – Sumut 2024. Belasan atlet itu dari berbagai cabang olahraga. Cholis mengkalim jumlah atlet yang dikirimkan tahun ini lebih banyak dibandingkan PON sebelumnya. Hal itu menunjukan adanya keberhasilan dalam pembinaan prestasi. Cholis berharap seluruh atlet Kota Blitar bisa mempersiapkan fisik dan mental dengan baik   agar bisa mencapai hasil terbaik untuk Jawa Timur.

Sesuai jadwal Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI tahun 2024 digelar di dua provinsi  Aceh dan Sumatera Utara pada 8-20 September mendatang.

Reporter : Nindy

#radioblitar #radiomayangkara

PSTI Kabupaten Blitar mengakui banyak atlet Sepak Takraw asli Bhumi Penataran memilih membela daerah lain karena tawaran yang lebih menjanjikan

Hal ini diakui oleh Rudi Puryono-Ketua Umum Persatuan Sepak Takraw Indonesia atau PSTI Kabupaten Blitar. Hal ini memang tidak bisa dihindari karena keputusan itu ada di tangan atlet.

Rudi menjelaskan salah satu faktor yang menyebabkan beberapa atlet mau dinaturalisasi oleh daerah lain karena tawaran insentif yang menggiurkan. Contohnya sejumlah atlet lebih memilih membela Panji Kota Blitar.

Menurut Rudi hal ini tidak bisa dipungkiri mengingat dukungan anggaran kepada para patriot olahraga di Kabupaten Blitar cukup terbatas/ lain dengan Kota Blitar misalnya yang memiliki anggaran cukup besar di bidang olahraga. Meski di lain sisi ada kebanggaan atletnya berkembang namun hal ini menyebabkan jumlah atlet yang dibutuhkan berkurang.

Rudi menambahkan saat ini Pengkab PSTI terus berupaya mengembangkan atlet sepak takraw usia muda.

Reporter : Glorian

#radioblitar #radiomayangkara