Radio Mayangkara

Kritis & Solutif

Kategori: Kesehatan

  • IRT KOTA BLITAR YANG LAKUKAN KB METODE OPERASI WANITA (MOW) MENDAPATKAN INSENTIF RP 450.000 DARI PEMERINTAH

    Langlangkotaradiomayangkara.► Tahun ini ibu rumah tangga di kota Blitar yang melakukan KB dengan metode operasi wanita atau MOW mendapat insentif 450 ribu rupiah dari pemerintah.

    Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB atau DP3AP2KB Kota Blitar Parminto mengatakan, mulai tahun ini pemerintah Kota Blitar menyiapkan uang insentif untuk ibu rumah tangga yang melakukan KB dengan metode operasi wanita atau MOW sebesar 450 ribu Rupiah.

    Insentif itu diberikan sebagai uang ganti rugi selama istirahat pasca pelaksanaan operasi. Sebelumnya pemerintah tidak menyediakan anggaran insentif ini, namun ibu yang mengikuti program KB MOW ini diberikan sembako.

    Parminto menjelaskan, tahun ini pemerintah Kota Blitar menargetkan 24 perempuan Kota Blitar yang sudah menikah dan minimal memiliki 2 orang anak dengan usia subur hingga 49 tahun untuk melakukan KB MOW ini. Untuk melakukan KB melalui metode operasi wanita atau MOW. Untuk pelaksanaan MOW ini akan difasilitasi Pemerintah Kota Blitar.

    Parminto berharap target di tahun ini bisa terpenuhi.

    Reporter : Dinda
    #radioblitar #radiomayangkara #KB #MetodeOperasiWanita #MOW #InsentifPemerintah #IbuRumahTangga #Blitar #KesehatanReproduksi #ProgramPemerintah #BeritaBlitar #KampanyeKB #PemerintahBlitar #Serbakeb #ProgramInsentif #KesehatanWanita #BlitarTerkini

  • Pasien Cuci Darah di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Meningkat Didominasi Usia Produktif

    Langlangkotaradiomayangkara.►Pasien cuci darah di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi mulai banyak dari usia produktif usia 26 tahun hingga 35 tahun dipicu sakit diabetes dan hipertensi tidak terkontrol.

    Penyakit ginjal tidak hanya mengintai usia lanjut namun juga banyak dialami  generasi produktif  usia 26 tahun hingga 35 tahun. Data di RSUD Ngudi waluyo wlingi rata rata dalam satu bulan ada seribu lebih pasien hemodialisa atau cuci darah karena penyakit ginjal.

    Direktur RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dr Endah Woro Utami menyampaikan dari data kunjungan layanan  hemodialisa ini ada 120 pasien reguler yang rutin melakukan layanan hemodialisa di RSUD Ngudi waluyo.

    Klasifikasi usia pasien hemodialisa atau cuci darah ini paling banyak dari usia 46-55 tahun dengan prosentase 37,5 persen selanjutnya posisi kedua dari usia lebih dari 56 tahun, disusul urutan ketiga dari usia produktif 26-35 tahun dengan prosentase mencapai 17,5 persen. Dari data ini juga diketahui pasien usia 18-25 tahun dengan dengan prosentase 1,3 persen.

    Woro menyebut banyak faktor yang menyebabkan mereka terkena gagal ginjal dan harus melakukan cuci darah mayoritas karena sakit diabetes dan hipertensi yang tidak terkontrol. Faktor selanjutnya banyak menkonsumsi obat tanpa indikasi dari dokter dehidrasi atau kurang cairan tubuh serta beberapa penyebab lain yang memang mengarah ke pola hidup kurang sehat.

    Woro berharap hal ini bisa menjadi alarm pengingat bahaya penyakit ginjal sehingga masyarakat lebih menjaga pola hidup yang sehat.

    RSUD Ngudi Waluyo Wlingi saat ini menjadi salah satu rumah sakit rujukan untuk layanan hemodialisa dengan kapasitas puluhan mesin HD.

    Reporter : April

    #radioblitar #radiomayangkara